2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

 

Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.

(Arthur Aufderheide)

            Sebagai pendidik kita memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid, dapat dikatakan bahwa berdiferensiasi berarti berbeda.

            Kita ketahui bahwa kemampuan anak itu berbeda oleh karena itu dalam melaksanakannya pun dengan cara-cara yang berbeda pula agar kebutuhan murid terpenuhi dalam belajar secara berkelanjutan.

            Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan murid, tujuan pembelajaran harus didefinisikan dengan jelas, melaksanakan evaluasi terhadap murid, menanggapi atau merespon kebutuhan murid, dan melaksanakan manajemen kelas secara efektif.

Praktek pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya dapat memaksimalkan potensi murid namun juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mempelajari berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting bagi murid seperti:

1. Nilai-nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai;

2. Makna baru dari kesuksesan;

3. Kekuatan diri;

4. Kesempatan yang setara; dan

5. Kemerdekaan belajar.

 

            Pada saat membuat perencanaan, pelaksaanan, assessment, dan rencana tindak lanjut dalam pembelajaran berdiferensiasi, dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid atau pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid. Itu semua terjawab dengan pembelajaran berdiferensiasi.

 

            Strategi pembelajaran berdiferensiasi dibagi menjadi tiga, yaitu:

1.      Diferensiasi Konten

Konten Adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada murid dengan cara kita memodifikasi dan memilih cara yan tepat kepada murid berdasarkan kebutuhan murid. Namun dengan tetap memperhatikan berdasarkan kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.

 

2.      Diferensiasi Proses

Proses yaitu mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Proses yang perlu dipersiapkan agar murid belajar sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan proses kegiatan yang berjenjang, tantangan berbeda, pertanyaan pemandu, membuat agenda individual, variasi lama waktu, kegiatan bervariasi dan pengelompokkan yang fleksibel.

 

3.      Diferensiasi Produk

Produk yaitu tagihan apa yang diharapkan dari murid. Pemahaman murid harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan dan variasi dan memberikan murid pilihan untuk mendemonstrasikan pelajaran yang diinginkan.

 

            Pada proses pembelajaran ini kita menekankan pada kebutuhan individu, mengapa demikian? Ya. karena kita tahu bahwa setiap anak itu unik, mereka punya ciri khas masing-masing. Setiap anak terlahir dengan kodrat alam dan zamannya, guru hanya bisa menuntun lakunya bukan kodratnya. Oleh karena itu sebagai guru kita harus memperhatikan kebutuh belajar setiap murid yang berbeda. Namun demikian, bukan berarti kita mengajar dengan berbagai cara yang berbeda dalam suatu waktu. Pembelajaran berdiferensiasi harus berpedoman pada kebutuhan belajar individu dengan terlebih dulu melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan minat, kesiapan, dan profil belajar murid di dalam kelas.

            Menurut Ki Hajar Dewantara ,guru diibaratkan seorang petani dan murid adalah benih-benihnya, tentu saja benih yang tumbuh itu berbeda-bedadalam perkembangannya dan juga berbeda-beda jenisnya. Jika dikaitakan dengan Modul 1 sebelumnya sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa seorang pendidik itu dituntut untuk menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, sebagai guru tidak boleh memaksakan kehendak kepada murid.

            Guru penggerak yang dukung dengan nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif dan inovatif berusaha selalu menjalankan perannya dalam mendukung“ Merdeka Belajar“ guru harus terbiasa jeli dalam melihat keberagaman kebutuhan murid dalam belajar, ada yang lambat, sedang, dan cepat. ada yang suka olah raga, agama, seni, sains dan sebagainya. Ada juga yang suka belajar dengan cepat melalui penglihatan,pendengaran, atau kinestetik. Semua keberagaman itu harus diakomodir dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran berdifrensiasi inilah proses pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu murid.

Komentar

Postingan Populer